you said move on, where do i go?


profile

about you hereee! like how you can't stand your mother who has such a big mouth you can't even tell her anything! or the stupid sister who bosses you around? or even the angel father who does nothing.
strikeitalicbold

misc
plurk, twitter, music, some pet thingy, whatever. this is etc. :D
oh wait, tagboard if you have one.

friends
your links go here,
link
link
link
link
link
link
link

thanks
© * étoile filante
inspiration/colours: mintyapple
icons: cablelines
reference: x / x

past
November 2008
Desember 2008
Januari 2009
Februari 2009
Maret 2009
April 2009
Mei 2009
Agustus 2009
September 2009
Oktober 2009
Mei 2010
title: Tuhan itu Adil
date: Selasa, Agustus 18, 2009
time:06.20
Sepulangnya saya dari Pandan College, saya langsung masuk kamar dan mengganti baju. Setelah itu, saya langsung nongkrong di depan tivi sebentar sebelum akhirnya saya kembali ke kamar untuk sekedar mengecek buku pelajaran untuk esok hari dan kemudian tidur.

Saya kemusian mengganti saluran tivi ke channel TBN yang menyiarkan acara siraman rohani Kristiani.
Saya tidak mengikuti acara itu secara konsisten, saya hanya menontonnya sesekali dan harus saya akui setelah apa yang saya dengar malam ini, saya jadi merasa butuh tontonan bermutu seperti ini dan akan mencoba mengikuti acara tersenut secara konsisten sebagai langkah untuk "mempersubur" iman saya.

Pengkhotbah yang secara tidak sengaja saya tonton malam ini adalah Joel Osteen. Dia menceritakan tentang keadilan Allah dalam memberikan segala sesuatu kepada manusia dengan sangat memikat. Gaya bicaranya sangat halus, spontan, tenang dan berwibawa.

Saya tidak menonton acara ini dari awal, dan saat saya menontonnya, Joel tengah menyampaikan bahwa kita harus membiarkan Allah yang membalaskannya untuk kita
Joel berkata bahwa saat kita disakiti orang lain, dihina orang lain, difitnah orang lain, atau mungkin diremehkan orang lain, mungkin kita bisa membalas orang tersebut dengan balas menghinanya, dengan balik membicarakan keburukannya, dengan balas meremehkannya, tapi sudahkah kita memikirkan efeknya?
Apakah orang tersebut akan balik menghormati kita?
Apakah hal tersebut akan memberikan kedamaian di hati kita? Bukankah saat kita membalas perkataan orang tersebut kita justru akan mengundang pertengakaran dan dendam berkepanjangan?
Apakah pembalasan kita tersebut akan menaikkan harga diri kita?
Tentu tidak.
Justru dengan membalas orang tersebut dengan balik menghina dan menyakitinya maka kita telah menunjukkan bahwa kualitas moral kita sama buruknya dengan ornag tersebut.

Lalu Joel berkata, kenapa kita tidak mempercayakan hal-hal ini kepada Allah.
Kita telah sepakat bahwa Allah itu Maha Adil dan Penyayang sehingga Dia tidak mungkin membiarkan kita menderita dan dalam keterpurukan.
Kita seharusnya yakin bahwa Allah itu tengah mempersiapkan sebuah pembalasan yang setimpal, lebih berharga, dan lebih indah daripada apa yang dapat kita pikirkan. Sehingga apa yang dapat kita lakukan adalah menunggu waktu yang sekiranya yelah Tuhan berikan.

Joel bercerita bahwa ada seorang pemuda yang dipecat dari perusahaannya tanpa alasan yang jelas. Hal ini tentu menyakiti hati pemuda itu begitu dalam. Tetapi di dalam hatinya dia meyakini bahwa Allah masih memegang kendali atas hidupnya. Maka dalam kepasrahan dan kepercayaannya itu, Allah melimpahkan dia berkat dan kuasa.
Allah membantunya mendirikan perusahaannya sendiri dimana dia memimpin segala sesuatu dan dia teramat dihormati.
Pada suatu kali, pemuda tersebut bertemu dengan orang yang memecatnya dari pekerjaannya di masa lalu. Orang tersebut terkaget-kaget saat mengetahui bahwa pemilik dari perusahaan yang meraja itu adalah orang semula dia anggap rendah dan tidak mampu.

Tuhan menunjukkan kepada orang yang memecat pemuda itu bahwa pemuda yang dia sia-siakan itu memiliki kekuatan dan mampu berdiri sendiri tanpa harus memikirkan apa yang dipikirkan dan diperkirakan oleh orang-orang disekitarnya.
Tidak bisakah kita melihat betapa indah, damai dan berharganya pembalasan Allah itu?

Hal ini saya refleksikan dalam apa yang saya alami dalam kehidupan saya.
Saya menyadari bahwa saya tidak cantik, saya tidak terlampau pintar, dan saya juga tidak terlahir dengan segala kemewahan dan kelimpahan uang.

Saya juga menyadari bahwa ada begitu banyak orang yang menghina bentuk tubuh saya yang overweight, meremehkan kemampuan saya, menganggap saya tidak akan pernah mampu meraih apa yang saya cita-citakan. Terlebih lagi, ada orang yang menghina saya hanya karena saya tidak mau menuruti apa yang mereka inginkan.

Tapi apalah itu?
Jikalau saya mengikuti perintah mereka sekali dua kali untuk menghentikan kata-kata jahat mereka, tentu tidak masalah...
Tetapi apabila saya harus mengikuti mereka terus untuk menyenangkan mereka, bukan tidak mungkin kalo justru karakter saya yang mati dan saya harus tersiksa karena saya tidak bisa menjadi diri sendiri.

Seperti kata Joel, bersyukurlah karena Allah masih berkuasa.
Karena selama Ia masih berkuasa, maka tidak akan ada yang bisa membuat diri kita terinjak-injak kecuali jika kita membiarkan hal itu terjadi.

Mulai sekarang saya hanya akan berdoa...
Mulai sekarang saya hanya akan mengusahakan hal yang terbaik...
Saya mempercayakan Allah untuk mempersiapkan sebuah pembalasan yang indah dan berharga...
Karena saya yakin kalau Tuhan itu Adil...

GBU!


comment? / top